Tiap hari buka Facebook, Twitter, dll, isinya perseteruan ini itu.
Ya ini, ya itu, soal ini, soal itu.
Mau gak ikut nimbrung, tapi tiap hari dijejelin itu, lama-lama kepancing, yang tadinya gak nimbrung, jadi nimbrung.
Bukan karena perseteruannya sih, bukan juga karena masalahnya, tapi lebih karena kemunculan orang-orang yang merasa sok tahu atau lebih sopannya dengan istilah merasa lebih pintar.
Itu poinnya. Merasa lebih pintar.
Dilihat dari mana? dari argumennya yang melangit dan mendiskreditkan pendapat orang lain. Yang lebih parah bukan pendapatnya, tapi orang lain yang berseberangan dengannya yang didiskreditkan.
Isi argumennya melayang tak berdasar, kadang hanya seperti berteriak di dalam kerumunan.
Harus ya? Dapat untung apa sih?
Akhirnya muncul berbagai statement “Gak suka? unfollow/unshare/unfriend aja..”
Yasudah saya lakukan.
Bukannya tidak dewasa, tapi saya cuma capek. Capek mendengarkan ocehan kalian yang tak berdasar, terlebih mendiskreditkan pendapat orang lain.
Ada dua hal yang berbeda yang harus benar-benar mutlak dibedakan : Opini dan Fakta.
Fakta itu nyata terjadi. Opini itu hasil buah pemikiran atas dasar sebuah fakta yang terjadi.
Jangan dicampur aduk.
Kalau sudah ada fakta yang nampak, buat apa mendengarkan opini. Terlebih lagi bersusah payah mengoarkan opini yang sudah jelas-jelas ada faktanya.
Cukup tampilkan faktanya saja.
Karena semakin lantang opini tak berdasarmu melayang, kamu akan semakin terlihat sok tahu.
Dari saya yang lelah untuk berseteru, kepada kamu yang senang dengan perseteruan.
(Untuk sementara mengungsi ke Path dulu, persetan kalo itu punyanya ARB)